Pemberian Obat Sub Cutan


“PEMBERIAN OBAT SUB CUTAN”

Disusun Oleh:

             1.         ARNEDA ADHITA               (10620344)
             2.         DIYAH PRIYANTI               (10620351)
             3.         EGA PRATAMA                   (10620352)
             4.         JACINTA M.B.S                    (10620360)
            5.         PUNGKY A. UTAMA           (10620371)
            6.         RIZKY D.C RAHAYU         (10620373)
            7.         MAHPUT SARONI               (10620383)







PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
2011

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Menurut PerMenKes 917/Menkes/Per/x/1993, obat adalah sediaan atau paduan-paduan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki secara fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi. Peran obat secara umum adalah:
·      Untuk penetapan diagnosa
·      Untuk pencegahan penyakit
·      Menyembuhkan penyakit
·      Memulihkan (rehabilitasi) kesehatan
·      Mengubah fungsi normal tubuh untuk tujuan tertentu
·      Peningkatan kesehatan
·      Mengurangi rasa sakit
Pemberian obat dapat di lakukan dengan berbagai cara sesuai dengan tujuan penggunaan obat tersebut, yaitu:
1.    Oral
Obat yang cara penggunaannya masuk melalui mulut. Untuk tujuan terapi serta efek sistematik yang dikehendaki, penggunaan oral adalah yang paling menyenangkan dan murah, serta umumnya paling aman.
2.    Sublingual
Cara penggunaannya, obat ditaruh dibawah lidah. Tujuannya supaya efeknya lebih cepat karena pembuluh darah bawah lidah merupakan pusat sakit.
3.    Inhalasi
Penggunaannya dengan cara disemprot (ke mulut). Misal obat asma. Keuntungannya yaitu absorpsi terjadi cepat dan homogen, kadar obat dapat dikontrol, terhindar dari efek lintas pertama, dapat diberikan langsung pada bronkus.

4.    Rektal
Cara penggunaannya melalui dubur atau anus. Tujuannya mempercepat kerja obat serta sifatnya lokal dan sistemik.
5.    Pervaginam
Bentuknya hampir sama dengan obat rektal, hanya saja obat dimasukkan ke vagina, langsung ke pusat sasar. Misal untuk keputihan atau jamur.
6.    Parenteral
Digunakan tanpa melalui mulut, atau dapat dikatakan obat dimasukkan de dalam tubuh selain saluran cerna. Tujuannya tanpa melalui saluran pencernaan dan langsung ke pembuluh darah. Misal suntikan atau insulin. Efeknya biar langsung sampai sasaran.
·         Intravena (IV)
Tidak ada fase absorpsi dalam pemberian obat secara intravena karena obat langsung masuk ke dalam vena, biasanya berupa infus kontinu untuk obat yang waktu-paruhnya pendek (Joenoes, 2002).
·         Intramuskular (IM)
Pemberian obat secara intramusculer bervariasi, berupa larutan dalam air yang lebih cepat diabsorpsi daripada obat berupa larutan dalam minyak, dan juga obat dalam sediaan suspensi.
·         Subkutan (SC)
Pemberian obat sub cutan lebih cepat daripada sediaan suspensi, determinan dari kecepatan absorpsi ialah total luas permukaan dimana terjadi penyerapan, menyebabkan konstriksi pembuluh darah lokal sehingga difusi obat tertahan/diperlama.
7.    Topikal (lokal)
Obat yang sifatnya lokal. Misal tetes mata, tetes telinga, salep.

1.2         Rumusan Masalah
1.2.1  Apakah pengertian dari pengobatan obat sub cutan ?
1.2.2  Apakah tujuan dari pengobatan sub cutan ?
1.2.3  Dimana lokasi dilakukannya injeksi sub cutan ?
1.2.4  Apa saja prinsip yang digunakan dalam pengobatan  sub cutan ?
1.2.5  Bagaimanakah  prosedur pelaksanaan pada pengobatan sub cutan ?

1.3         Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari pengobatan sub cutan.
1.3.2 Untuk mengetahui tujuan dari pengobatan sub cutan.
1.3.3 Untuk mengetahui lokasi dilakukannya injeksi sub cutan.
1.3.4  Untuk mengetahui prinsip yang digunakan dalam pengobatan sub cutan.
1.3.5 Untuk mengetahui prosedur pengobatan sub cutan.

1.4         Manfaat Penulisan
1.4.1        Bagi Mahasiswa
Agar mahasiswa mampu memahami dan melakukan pemberian obat sub cutan secara benar dengan memperhatikan prinsip pada pemberian obat.
1.4.2        Bagi Institusi
Agar para tenaga institusi lebih memahami bagaimana cara pemberian obat sub cutan dengan benar sehingga dapat menjelaskan tentang prosedur pelaksanaan kepada mahasiswa.
1.4.3        Bagi Masyarakat
Agar mengetahui dan memahami tentang pengobatan sub cutan.










BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1     Pengertian
Pemberian obat subkutan adalah pemberian obat melalui injeksi (suntikan) ke area bawah kulit yaitu pada jaringan konektif atau lemak di bawah dermis. Pemberian obat melalui subkutan biasanya dilakukan dalam program pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar gula darah.

2.2     Tujuan
a.    Memasukkan sejumlah obat ke dalam jaringan subkutan di bawah kulit untuk di absorpsi.
b.    Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter.

2.3     Lokasi Injeksi Sub cutan
a.    Lengan atas sebelah luar atau 1/3 bagian dari bahu
b.    Paha depan
c.    Daerah sekitar umbilicus (abdomen)
d.   Area scapula pada punggung bagian atas
e.    Area ventrogluteal
f.     Area dorsogluteal

2.4     Prinsip Injeksi Cubcutan
·      Bukan pada area yang nyeri, merah, dan pruritis tau edema
·      Area kulit yang akan diinjeksi diregangkan
·      Injeksi dilakukan dengan sudut 45°
·      Lakukan aspirasi tidak boleh ada darah
·      Massage pada daerah injeksi setelah injeksi
·      Sebelum memberi obat,tanyakan riwayat pemberian obat sebelumnya, apakah pernah alergi dengan obat tertentu.
·      Bila pasien mempunyai riwayat alergi terhadap obat tertentu, tulis nama obat pada catatan alergi obat.

Pada pemakaian injeksi subcutan untuk jangka waktu yang lama, maka injeksi perlu direncanakan untuk diberikan secara rotasi pada area yang berbeda.

2.5     Prosedur Injeksi Subcutan
2.5.1   Persiapan Peralatan
a.    Buku catatan pemberian obat atau kartu obat
b.    Alat tulis
c.    Sarung tangan 1 pasang
d.   Vial atau ampul berisi obat yang akan diberikan
e.    Spuit 2 ml dan jarum steril
f.     Kapas alkohol dalam kom (secukupnya)
g.    Kassa steril untul membuka ampul (bila diperlukan)
h.    Plester
i.      Bak instrumen
j.      Bengkok

2.5.2   Prosedur Pelaksanaan
a.    Tahap PraInteraksi
·         Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
·         Mencuci tangan
·         Menyiapkan obat dengan benar (memasukkan obat dari vial atau ampul ke dalam tabung spuit dengan cara yang benar)
·         Mengeluarkan udara dari spuit injeksi
·         Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar

b.    Tahap Orientasi
·           Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
·           Menjelaskan tujuan  dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien
·           Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

c.    Tahap Kerja
·           Mengatur posisi pasien dalam posisi yang nyaman sesuai tempat injeksi (jangan keliru pasien; bantu pasien pada posisi dimana tempat akan dilakukan injeksi sehingga dapat rileks).
·           Memasang perlak dan alasnya
·           Membebaskan daerah yang akan di injeksi (usap dengan kapas alkoholdari tengah keluar secara melingkar)
·           Memakai sarung tangan
·           Membersihkan kulit dengan kapas alcohol (melingkar dari arah dalam ke luar) biarkan kering
·           Menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk mengangkat cutan (kulit)
·           Pegang spuit dengan salah satu tangan antara jempol dan jari-jari pada area injeksi dengan telapak tangan menghadap ke arah samping atau atas untuk kemiringan 45° atau dengan telapak tangan menghadap ke bawah untuk kemiringan 45°
·           Melakukan aspirasi dan pastikan darah tidak masuk spuit
·           Memasukkan obat ke dalam subcutan perlahan
·           Mencabut spuit dengan cepat dan hati-hati sambil menekan lalu usap dan massage pada area injeksi. Bila tempat penusukan mengeluaran darah, maka tekan area tusukan dengan kassa steril kering sampai perdarahan berhenti.
·           Membuang spuit ke dalam bengkok

d.   Tahap Terminasi
·           Melakukan evaluasi tindakan
·           Merapikan pasien
·           Membereskan alat-alat
·           Mencuci tangan
·           Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan




























BAB 3
PENUTUP

3.1     Kesimpulan
Injeksi sub cutan diberikan dengan menusuk area di bawah kulit yaitu pada jaringan konektif atau lemak di bawah dermis. Daerah yang lazim untuk injeksi sub cutan adalah lengan atas bagian luar, paha bagian depan, perut, area scapula, ventrogluteal dan area dorso gluteal.
Adapun prinsip yang harus diperhatikan pada pemberian obat sub cutan adalah sebagai berikut:
1.    Jangan memberikan ijeksi pada daerah yang nyeri, merah, pruritis atau edema
2.    Lokasi kulit yang akan diinjeksi harus diregangkan
3.    Injeksi dilakukan dengan sudut 45°
4.    Lakukan aspirasi, tidak boleh ada darah dalam spuit
5.    Massage pada daerah injeksi setelah dilakukan injeksi
6.    Sebelum memberi obat,tanyakan riwayat pemberian obat sebelumnya, apakah pernah alergi dengan obat tertentu.
7.    Bila pasien mempunyai riwayat alergi terhadap obat tertentu, tulis nama obat pada catatan alergi obat.
Pada pemberian injeksi sub cutan jangka lama, perlu direncanakan untuk diberikan secara rotasi pada area yang bebeda. Jenis obat yang lazim diberikan secara sub cutan adalah vaksin, obat-obatan preoperasi, narkotik, insulin dan heparin.

3.2     Saran       
3.2.1   Bagi Mahasiswa
Diharapkan mampu memahami dan melakukan pemberian obat sub cutan secara benar dengan memperhatikan prinsip pada pemberian obat.


3.2.2        Bagi Institusi
Diharapakan agar lebih memahami bagaimana cara pemberian obat sub cutan dengan benar sehingga dapat menjelaskan tentang prosedur pelaksanaan kepada mahasiswa.
3.2.3        Bagi Masyarakat
Diharapkan agar mengetahui dan memahami tentang pengobatan sub cutan.


























DAFTAR PUSTAKA

Kusmiyati, Yuni. 2007. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan. Yogyakarta : Fitramaya

Retna, Eni A dan Tri Sunarsih. 2009. KDPK Kebidanan. Jogjakarta : Nuha Medika

Anief, Moh. Drs, Apt. Ilmu Farmasi. 1984. Jakarta: Ghalia Indonesia.

<di akses dari internet> http://diajengdwi.blogspot.com/2009/01/injeksi-sub-cutan.html <tanggal 4 Oktober 2011, jam 12.00>

0 komentar:

Posting Komentar